Archive for November 2013

30 Nov 2013

TITIK LELEH DAN TITIK NYALA
(PENENTUAN TITIK LELEH DAN TITIK NYALA SUATU ZAT)

I.                   TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
·         Menetapkan besarnya titik leleh suatu zat padat dengan alat penentu titik leleh
·         Menetapkan besarnya titik nyala suatu zat cair dengan alat penentu titik nyala

II.                ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

v  Alat-alat yang digunakan
·         Untuk penentuan titik leleh
Pipa kapiler                                        4
Pipa gelas                                           1
Kaca arloji                                         2
Spatula                                               1
Alat penentu titik leleh (Digital Melting Point Apparatus)

·         Untuk penentuan titik nyala
Thermometer 0 - 2000C
Alat penentu titik nyala (Flash Point Tester)

v  Bahan kimia yang digunakan
·         Untuk penentuan titik leleh
Asam Oksalat (C2H2O4.2H2O)
Asam Benzoat (C6H5COOH)

·         Untuk penetuan titik nyala
Kerosene

III.             DASAR TEORI
·         TITIK NYALA

Titik nyala adalah suhu terendah dimana suatu cairan dapat menguap untuk membentuk sebuah campuran nyala dalam udara.  Mengukur titik nyala cairan yang membutuhkan sumber penyalaan. Pada titik nyala, uap dapat berhenti untuk membakar ketika sumber perapian akan dihapus. Titik nyala tidak menjadi bingung dengan suatu autosolutan yang tidak membutuhkan sumber penyalaan.
Titik nyala yang sering digunakan sebagai karakteristik deskritif bahan bakar cair dan juga digunakan untuk menggambarkan cairan yang tidak biasa digunakan sebagai bahan bakar. Tititk nyala menuju pada kedua cairan yang mudah terbakar. Ada berbagai standar internasional untuk melakukan masing-masing titik nyala, namun cairan dengan titik nyala <43oC mudah terbakar.
Setiap zat cair mudah terbakar memiliki tekanan uap, yang merupakan fungsi dari temperature cair. Dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat. Dengan meningkatnya tekanan uap, konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap di udara meningkat. Oleh karena itu, temperatur menetukan konsentrasi menguap cairan yang mudah terbakar di udara. Titik nyala cairan mudah terbakar adalah suhu terendah dimana ada akan cukup untuk menyalakan uap mudah terbakarj ika sebuah sumber perapian diterapkan. Titik nyala teoritis pada asam asetat glacial adalah 42OC (www.wikipedia.org)

·         TITIK LELEH
Titik leleh adalah temperatur senyawa padat dimana benda tersebut akan berubah wujud menjadi zat cair. Pada senyawa dengan berat molekul hampir sama, senyawa lebih polar dan struktur molekulnya lebih simetris mempunyai titik leleh yang lebih tinggi. Titik leleh senyawa murni ditentukan dengan pengamatan temperetur saat terjadi perubahan padatan dan cairan. Sejumlah kecil zat padat diletakkan dalam tabung kapiler gelas dan diapanaskan merata. Pertama diamati temperatur saat mulai terbentuk cairan kemudian temperature saat padatan berubah menjadi cairan semua.
Rentang temperature yang tidak begitu jauh menunjukan kemurnian padatan tersebut. Titik leleh yang ada pada literature biasanya dalam bentuk range titik leleh. Sampel senyawa murni biasanya hanya terdiri atas satu bentuk kristal dan meleleh pada temperature dengan range kurang dari 1oC. Besar daerah titik leleh atau range lebih 1oC menunjukan adanya pengotor. Campuran zat padat pada umumnya menunjukkan daerah titik leleh teoritis pada asam asetat adalah 101,5oC (www.wikipedia.org)


23 Nov 2013


Seeding dan Aklimatisasi Aerob

a.    Tujuan Percobaan
Melakukan pembenihan dan pengembang biakan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair secara aerobic.

b.   Alat Yang Digunakan
·         Gelas Kimia                 2 buah
·         Aerator                        1 buah
·         Cawan Penguap           1 buah
·         Desikator                     1 buah
·         Erlenmeyer                   1 buah
·         Kertas saring                2 buah
·         Spatula                         1 buah
·         Batang Pengaduk          1 buah
·         Neraca Analitik             1 buah
·         Oven                            1 buah
·         Termometer                  1 buah
·         Kertas pH                    1 buah

c.    Bahan Yang Digunakan
·         Glukosa          
·         KNO3  
·         KH2PO4           
·         NaOH
·         Aquadest
·         Tanah yang berasal dari selokan rumah tangga




d.   Dasar Teori
Salah satu langkah yang penting dalam pengolahan limbah cair adalah penyiapan atau penyesuaian bakteri agar berkembang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Bakteri yang berasal dari biakan murni atau lingkungan sekitar sumber limbah yang akan diolah dikondisikan pada suatu temat dengan diberi umpan yang konsentrasinya sedikit demi sedikit menyerupai konsentrasi limbah yang akan diolah. Biasanya ada tahap awal sebagai umpan digunakan bahan-bahan kimia yang mudah diperoleh dengan komposisi yang jelas.
Untuk bakteri aerob maka perlu ditamabahkan aliran udara yang berasal dari kompresor, blower atau pompa yang disemburkan (spray aerator).
Sebagai sumber karbon biasa digunkan glukosa, sedang nitrogen dan posfor dapat digunakan Kalium Nitrat dan Kalium Dihidrofosfat. Pengaturan pH dapat digunakan kapur atau asam sulfat. Untuk bakteri aerob ditambahkan udara yang cukup agar proses oksidasinya dapat berjalan dengan sempurna. Jika konsentrasi BOD atau COD dalam tempat pengembangan telah relative konstan, dengan fluktuasi sekitar 5%, maka konsentrasi umpan dan volume pembibitan ditambah. Proses ini terus dilakukan hingga volume pembibitan mencapai sekitar 10% kolam yang pengolahan yang dibuat dan VSS sekitar 3000 - 4000 mg/l.
           
Pembibitan (Seeding)
Proses seeding dilakukan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme sehingga didapatkan jumlah biomassa yang mencukupi untuk mengolah air buangan pabrik minyak kelapa sawit. Bibit mikroorganisme diambil dari lumpur kolam pengolahan air buangan pabrik minyak kelapa sawit yang ditumbuhkan secara aerob. Pada tahap seeding ini yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi zat organik (substrat), dan VSS.
Selama periode waktu detensi tertentu dilakukan pemeriksaan parameter organik, VSS, TSS, pH, dan temperatur. Terjadinya penambahan biomassa ditandai dengan warna lumpur yang semakin gelap (coklat kehitaman). Konsentrasi oksigen terlarut (DO) selalu dijaga di atas 4 mg/l untuk memastikan proses aerob dapat berlangsung dengan baik. Temperatur juga dijaga pada temperatur kamar, selain itu pH juga dijaga agar tetap dalam kisaran normal yaitu berkisar antara 7,0-8,5 dengan cara penambahan larutan asam atau basa.


Aklimatisasi
Proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan suatu kultur mikroorganisme yang stabil dan dapat beradaptasi dengan air buangan pabrik kelapa sawit yang telah disiapkan. Selama masa aklimatisasi kondisi dalam reaktor dibuat tetap aerob dengan menjaga konsentrasi, temperatur, dan pH. Proses ini dilakukan secara batch.
Proses aklimatisasi dapat dianggap selesai jika pH, VSS, temperatur, dan efisiensi penyisihan senyawa organik telah konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih dari 10%.

            Tahap Pembibitan (Seeding) dan Aklimatisasi
Kebutuhan nitrogen dan fosfor secara umum didasarkan pada rasio air buangan dengan rasio COD:N:P sebesar 100:5:1 (Benefild dan Randall,1980). Pada proses seeding dan aklimatisasi diperlukan suatu kondisi lingkungan yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme secara optimal. Jika pH cenderung asam, dilakukan penambahan basa (NaOH), sebaliknya jika pH cenderung basa dilakukan penambahan asam (H2SO4). Jika terjadi kekurangan biomassa pada reaktor (ditentukan dengan pengukuran VSS), maka ditambahkan biomassa dari reaktor cadangan. Pada masa aklimatisasi parameter yang diukur adalah persentase penyisihan zat organik (COD), VSS, pH, DO dan temperatur. Pemeriksaan kandungan organik air buangan dilakukan pada influen dan efluen hasil pengolahan, sehingga diperoleh persentase penyisihan.
Proses aklimatisasi dilakukan dengan rasio waktu yang sama dengan waktu running. Proses ini dilakukan sampai didapatkan kandungan organik, pH, dan temperatur di dalam reaktor cenderung konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih dari 10%. Selama masa aklimatisasi, penyisihan zat organik terus meningkat  dan akhirnya relatif stabil. pH berada dalam rentang yang masih dapat ditolerir oleh bakteri yaitu 7,5-8,5.


Seeding dan Aklimatisasi Aerob

Posted by Unknown
17 Nov 2013


FOTOMETER NYALA


       I.            TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1.      Menggunakan alat spektrofotometer nyala
2.      Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri nyala

    II.            ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
·         Alat yang digunakan :
1.      Alat Fotometer Nyala untukn Na dan K (seperangkat)
2.      Tabung LPG (1)
3.      Gelas kimia 100 ml (1)
4.      Gelas kimia 50 ml (1)
5.      Labu takar 100 ml (1)
6.      Pipet ukur 10 ml (1)
7.      Bola karet (1)
8.      Kertas saring (1)

·         Bahan yang digunakan :
1.      Larutan standar K
2.      Aquadest
3.      Hydrococo


 III.            DASAR TEORI
Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium.
Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada  pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inila telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut.
Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.
Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila lektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi atom,ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancaran cahaya elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala- nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan.Pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton.
Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala.


Flame fotometer dibedakan atas dua yaitu :
Filter flame fotometer
       Hanya terbatas untuk analisa unsur Na,K dan Li
Spektro flame fotometer
       Digunakan untuk analisa unsur K,Ca,Mg,Sr,Ba dll.

Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya,dimana alat pertama menggunakan filter sebagai monokromatornya dan alat kedua yang berfungsi sebagai monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang.

Gangguan-gangguan dalam fotometri menurut sumber dan filtratnya:
1.      Gangguan Spectral
2.      Gangguan dari sifat fisik larutan
3.      Gangguan ionisasi 
4.      Gangguan dari anion-anion yang ada dalam larutan logam.

Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame fotometri :
a.       Radiasi dari unsur
Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis spektrum. logam yang ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya interferensi.
b.      Penambahan kation.
Dalam nyala tinggi,beberapa atom logam mungkin terionisasi,misalnya :
Na↔ Na + e
Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan frekuensi- frekuensi yang berbeda dari atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi atomnya.
c.       Interferensi anion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kalium dengan cara pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali tersebut. Karena intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur dalam sampel.


Laporan Fotometer Nyala

Posted by Unknown


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sekarang ini, banyak sekali terdapat restoran makanan yang menyajikan berbagai macam makanan. Akan tetapi, semakin banyaknya restoran yang ada di Indonesia. Semakin besar pula limbah yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan, restoran yang ada di Indonesia menghasilkan limbah yang cukup banyak.
Bagi restoran, sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu.
Limbah restoran ini hanya dibiarkan atau dibuang saja di penampungan limbah dan tidak diolah kembali, yang kemudian menyebabkan membusuk dan mencemari lingkungan. Tentu saja hal ini dapat merugikan warga atau masyarakat di sekitarnya.
Sebaiknya, limbah restoran ini harus ditangani dengan baik. Karena dapat menyebabkan lingkungan kita tercemar.




1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan limbah rumah makan ?
2.      Sebutkan macam-macam limbah rumah makan ?
3.      Jelaskan cara penanganan limbah rumah makan ?

1.3 Tujuan
1.      Dapat mengetahui pengertian limbah rumah makan
2.      Dapat mengetahui macam-macam limbah rumah makan
3.      Dapat mengetahui cara penanganan limbah rumah makan





BAB II


2.1  Pengertian Limbah Rumah Makan
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).  Sedangkan pengertian dari limbah Restoran adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Limbah selalu jadi masalah yang serius. Jika tidak ditangani dengan tepat, lingkungan yang dapat tercemar.
Bagi restoran, sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu.

Makalah Limbah Rumah Makan

Posted by Unknown

KC'12

KC'12

Blogroll

Total Tayangan Halaman

Islamic Calender

<a href=http://www.tutorialblogspot.com/></a>
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Pages

Blogger templates

Popular Posts

Copyright © I'm an Engineer -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan