Archive for Mei 2013
1 Mei 2013
Titik
Beku
(Penurunan
Titik Beku)
I.
Tujuan
Setelah
melakukan percobaan ini diharapkan:
1. Dapat
menentukan harga Kb suatu pelarut
2. Dapat
menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode titik
beku
II.
Alat dan Bahan yang Digunakan
-
Alat yang Digunakan
1. Refregerator
Circulating Batch (termostat, pendingin) 1
buah
2. Termometer 100oC dan 200 oC 2
buah
3. Pengaduk 2
buah
4. Pipet ukur 25 ml 1 buah
5. Spatula 2
buah
6. Erlenmeyer 1
buah
7. Kaca
Arloji 2 buah
8. Bak/wadah
alat (untuk batu es) 2 buah
9. Botol
aquadest 1
buah
-
Bahan yang Digunakan
1. Pelarut
berupa Asam Anhidrat
2. Larutan
standar naftalena
3. Zat
X yang dicari berat molekulnya
4. Garam
dapur
5. Batu
Es
III.
Dasar Teori
Bila suatu zat
yang sukar menguap, dilarutkan dalam zat pelarut akan terjadi suatu peristiwa
penurunan tekanan uap. Akhirnya pada
suhu tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan selalu lebih rendah
dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap ini akan terkandung dari banyaknya
zat yang dilarutkan. Perubahan tekanan mengakibatkan adanya gangguan
kesetimbangan dinamis dari larutan.
P1 P2
Murni
Larutan
P1 = Tekanan uap murni
P2
= Tekanan uap sesudah diberi zat terlarut
Semakin besar
penambahan mol zat terlarut makin banyak penurunan tekanan uap. Untuk larutan
yang sangat encer maka tekanan uap at terlarut dapat diabaikan.
Menurut Hukum Roult:
P = X1. Po
X1=
P/Po
Dimana:
P
= Tekanan uap larutan
Po = Tekanan uap murni
X1 =
Mol fraksi zat pelarut/ mol fraksi zitas padatan murni = 1, maka persamaan
diatas dapat disederhanakan terlarut.
Dari persamaan
diatas dapat ditarik ln, sehingga persamaan menjadi:
ln P/Po = ln X1
X1 + X2 = 1 à
X1 = 1 – X2
ln
P/Po = ln (1 – X2)
Menurut Hukum
Clausius Clapeyron:
ln P/Po = Hf/
R (1/To – 1/T)
Dimana:
To = tb murni
T
= tb larutan
Ln P = Hf/ R (T-To) = Hf . Tb
Po RToT RToT
Karena To dan T
hampir sama ToT – To2
Ln P = Hf . Tb
Po RTo2
Menurut
Persamaan Roult maka ln P/Po = ln (1 – X2). Sehingga terjadi
persamaan dibawah ini:
ln (1 – X2) = Hf .
Tb/RTo2
Untuk larutan
yang sangat encer maka ln (1 – X2) = X2
X2 = Hf Tb
RTo2
Tb = RTo2 X2
Hf
Tb = R To2 G2/M2
Hf G1/G2
Tb = RTo2 . M1. 1000. G2
1000. Hf. M2. G1
= Kb. 1000. G2
M2. G1
M2 =
1000. Kb. G2
Tb. G1
Dimana:
G1 = Berat pelarut
G2 = Berat zat terlarut
Tb = Penurunan Titik Beku
Kb = Penurunan
titik beku molal yaitu merupakan sifat khusus pelarut menujukkan penurunan
titik beku apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram pelarut.
IV.
Dasar Teori Tambahan
Penurunan
titik beku larutan mendiskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut murni akan
mengalami penurunan jika kita menambahkan zat terlarut didalamnya. Sebagai
contoh air murni membeku pada suhu 0 C akan tetapi jika kita melarutkan contoh
sirup atau gula didalamnya maka titik bekunya akan menjadi dibawah 0 C. Sebagai
contoh larutan garam 10% NaCl akan memiliki titik beku -6 C dan 20% NaCl akan
memiliki titik beku -16 C.
Fenomena penurunan titik beku larutan sangat menarik perhatian para ilmuwan karena hal ini bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia contohnya, penggunaan etilen glikol sebagai agen “antibeku” yang dipakai di radiator mobil sehingga air ini tidak beku saat dipakai dimusim dingin. beberapa ikan didaerah artik mampu melepaskan sejumlah senyawa untuk menghindari darahnya beku, atau dengan menggunakan teknik penurunan titik beku kita dapat menentukan massa molar atau menentukan derajat disosiasi suatu zat.
Penurunan titik beku larutan adalah salah satu sifat koligatif larutan. Untuk mengukur besarnya titik beku larutan kita membutuhkan dua hal berikut:
- Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas.
- Konstanta penurunan titik beku pelarut atau Kf.
Di bidang themodinamika konstanta titik beku
pelarut, Kf lebih dikenal dengan istilah “Konstanta Krioskopik“.
Krioskopik berasal dari bahasa Yunani yang
artinya
“mengukur titik beku”.
Faktor
Van’t Hoff (i) adalah parameter untuk mengukur
seberapa besar zat terlarut berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik).
Naftalen juga dikenal sebagai
nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon, atau nafthene. Naftalen mudah
menguap dan mudah terbakar. Naftalen merupakan hidrokarbon padat berwarna
putih, yang diperoleh dari penyulingan fraksional batu bara. Sebagian besar
naftalen yang diproduksi digunakan sebagai bahan baku pembuatan resin alkil
untuk pembuatan plastik. Sebagian kecil untuk zat warna dan bahan kimia lain.
Penggunaan langsung adalah sebagai pengusir ngengat.
Larutan mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat penting dari suatu larutan adalah
penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur tetap dimana suatu zat tepat
mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang mengalami
pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Penambahan zat terlarut nonvolatil ke dalam
suatu pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan
partikel-partikel zat pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam
pembentukan susunan kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah
untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa cairnya.
Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat
terlarut.
Percobaan penentuan titik beku larutan dilakukan untuk menentukan harga tetapan penurunan titik beku (Kf) suatu pelarut murni dam menentukan berat molekul zat X. Asam cuka glasial yang digunakan sebagai pelarut murni akan membeku dan zat terlarut seperti naftalen dan zat X tidak akan membeku ketika larutan tersebut mengalami pembekuan.
Percobaan penentuan titik beku larutan dilakukan untuk menentukan harga tetapan penurunan titik beku (Kf) suatu pelarut murni dam menentukan berat molekul zat X. Asam cuka glasial yang digunakan sebagai pelarut murni akan membeku dan zat terlarut seperti naftalen dan zat X tidak akan membeku ketika larutan tersebut mengalami pembekuan.
Garam berfungsi sebagai penurun
titik beku air, air yang awalnya berupa es akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan titik beku air murni. Fungsi garam bukan agar air
tetap menjadi es, tetapi es akan mencair namun suhu yang dimiliki lebih rendah.
Naftalen adalah zat non volatil
yang berfungsi menurunkan energi bebas dari pelarut sehingga kemampuan pelarut
untuk berubah menjadi fase uapnya akan menurun pula, oleh karena itu tekanan
uap pelarut dalam larutan akan lebih rendah bila dibandingkan dengan tekanan
uap pelarut yang sama dalam keadaan murni. Penurunan tekanan uap sebanding
dengan penurunan titik beku. Jadi jika tekanan uapnya turun maka perubahan
titik beku juga akan turun, begitu pun sebaliknya. Titik beku mengalami
penurunan setelah ditambahkan naftalen.
Semakin
tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya. Semakin tinggi kemolalan
larutan urea maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan
sebanding dengan penurunan titik beku. Penambahan garam dalam
es batu akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin
rendah titik bekunya. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi
penurunan titik beku larutan.
Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding
lurus dengan molalitas larutan.
Titik
beku pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan. Titik beku larutan elektrolit
lebih rendah daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama. Semakin kecil konsentrasi larutan,
jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas. Semakin tinggi kemolalan maka
semakin rendah titik bekunya.
Semakin
tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku.
V.
Keselamatan Kerja
Untuk menjaga
keselamatan dalam melakukan percobaan ini gunakan jas lab, sarung tangan karet,
masker dan kacamata.
VI.
Cara Kerja
1. Menentukan
berat jenis asam asetat glasial dengan
menggunakan piknometer atau aerometer.
2. Mengambil
50 ml pelarut dimasukkan dalam alat sambil didinginkan, mencatat suhunya untuk
setiap 30 detik, hingga suhu konstan, kemudian melihat sudah membeku atau
belum.
3. Mencairkan
pelarut kembali, kemudian menambahkan zat yang sudah diketahui berat molekulnya
(naftalena 2 gram). Mendinginkan lagi dan mencatat suhunya setiap 30 detik
hingga suhu tetap sampai membeku.
4. Mencatat
selisih titik beku percobaan 2 dan 3.
5. Mengulangi
percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan dicari berat
molekulnya (Zat X).
VII.
Data Pengamatan
Asam anhidrat
|
T
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
T
|
24
|
19
|
16
|
13
|
12
|
9
|
6
|
6
|
5
|
5
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
T
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
32
|
33
|
34
|
|
T
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
Naftalena
|
T
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
T
|
30
|
30
|
22
|
18
|
15
|
13
|
10
|
10
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
t
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
32
|
33
|
34
|
|
T
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
Zat (x)
|
t
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
T
|
38
|
30
|
24
|
17
|
15
|
15
|
14
|
12
|
11
|
10
|
10
|
8
|
8
|
8
|
8
|
6
|
5
|
|
t
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
32
|
33
|
34
|
|
T
|
4
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
VIII.
Perhitungan
A. Mencari
nilai Kb suatu pelarut
-
T2 = 10C,
T1 = 30C
-
Tb = T1 – T2
= 30C
– 10C
= 20C
-
Gr
= ρ x v = 1,08 gr/l x 0.05 l = 0,054 gr
-
m
Naftalena = x = x = 362,7920
mol/gr
-
Tb = m x Kb
Kb = Tb = 20C = 0,0055128 gr 0C/mol
M 362,7920 mol/g
B. Menghitung BM zat yang tidak diketahui
-
T2 = 10C,
T1 = 30C
-
Tb = T1 – T2
= 30C – 10C
= 20C
-
Tb = Gr x
1000 gr x Kb
Bm P
Bm = kb x gr x 1000 = 0,0055128 gr0C/mol x 2 gr x 1000
Tb x P 20C x 0,054 gr
X = 102,0888 gr/mol (praktek)
-
Nilai X secara teori = 126, 07 gr/mol
-
% Kesalahan = Teori –
Praktek x 100%
Praktek
= 126,07 gr/mol – 102,0888
gr/mol x 100%
126,07
gr/mol
= 19,07 %
IX.
Pertanyaan
1. Apa
yang dimaksud dengan titik beku suatu zat?
Titik
beku suatu zat adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya.
2. Apa
yang dimaksud penurunan titik beku molal?
Penurunan
titik beku adalah suatu sifat khusus pelarut berupa suatu ketetapan yang
menunjukkan penurunan apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram
pelarut.
3. Apa
yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut?
Yang
menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut yakni karena
pemberian zat terlarut menyebabkan gaya tarik-menarik antara partikel-partikel
semakin kuat. Larutan menjadi jenuh dan menyebabkan larutan tersebut sukar
menguap sehingga terjadi penurunan tekanan uap.
X.
Analisa Percobaan
Pada percobaan
yang berjudul penurunan titik beku dapat di analisa bahwa pencampuran antara
pelarut atau (anhidrat) dengan zat pelarut (naftalena) menyebabkan penurunan
titik beku. Pencampuran menggunakan naftalena yang merupakan hidrokarbon
kristalin aromatic berbentuk padatan bewarna putih dengan rumus molekul (C10H8) .
Pada saat
pelarut ditambahkan dengan zat padat tersebut menghasilkan larutan yang
mengalami kesetimbangan terhadap zat padat tersebut . Dalam menentukan kb suatu
pelarut di mulai dengan mengetahui selisih antara titik didih zat pelarut konstan dan zat larutan konstan
yang di dapat. Berdasarkan praktek suhu pelarut konstan yaitu 3oC
dan suhu naftalena 1 oC dan selisih yang di dapat 2 oC.
Titik beku
larutan lebih rendah di bandingkan titik beku pelarut murninya. Peristiwa ini
dikarenakan zat pelarut membeku lebih dulu dari zat terlarutnya . Dalam hal ini
titik beku naftalena dan zat x lebih rendah dari asam anhidrat Karena saat di
campurkan ke dalam anhidrat , titik beku anhidrat berubah menjadi lebih rendah
. Hal ini di akibatkan oleh masukknya suatu zat terlarut maka cairan tidak
murni lagi sehingga titik beku berubah.
XI.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah di lakukan , dapat disimpulkan bahwa :
Ø Titik
beku larutan tergantung pada sifat koligatif
Ø Harga
kb pelarut (asam anhidrat) : 0,0055128 gr oC/ mol
Ø Bm
zat x secara praktek = 102,0888 gr/mol
%kesalahan
=19,07 %
Ø Titik
beku larutan lebih rendah dari pelarut murni
Tag :// Praktikum KF