Archive for 2014
23 Sep 2014
INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN
PROSES
SERTA PENGENDALIAN ON/OFF SECARA
MANUAL
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Setelah
melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
·
Mendemostrasikan rangkaian kalibrasi
voltmeter dan proses controller
·
Menentukan input dan output yang terdapat pada
alat PCT 10
·
Mendemonstrasikan pengubahan controller setting
·
Mendemonstrasikan operasi relai saklar output
(SWITCHED OUTPUT)
·
Membedakan kontak terbuka normal dan tertutup
normal
II.
ALAT
DAN BAHAN
·
1 set PCT 10
·
1 buah TRIMTOOL
·
1 buah lampu indicator 24 VAC
·
Kabel panjang dan kabel pendek
III.
DASAR
TEORI
Perancangan dan pengoperasian yang sukses dari sebuah
pabrik memerlukan pemiliahan instrumentasi dan peralatan control yang optimum
dan keahlian menginstal, memonitor dan memelihara peralatan tersebut. Teknisi
dan ahli teknik memerlukan training dalam bidang instrumentasi dan control, terutama
dengan semakin majunya teknologi pengendalian dan elektronika saat ini.
PCT-10
(electrical console) merupakan peralatan pengendalian yang dirancang oleh
ARMFIELD, sebuah perusahaan di inggris, yang memberikan kemudahan
pendekatan praktek pengendalian dan pemahaman teknologi pengendalian proses
mulai dari pengendalian sederhana hingga ke tingkat yang lebih komplek.
PCT-10 dapat dipergunakan sendiri
sebagai suatu alat untuk mempelajari konsep-konsep dasar pengendalian dan juga
dapat dihubungkan dengan peralatan aksesori untuk penerapan pengaturan dan
pengendalian variable-variabel proses, seperti tekanan (PCT-14) dan temperature
(PCT-13). PCT-10 menyediakan suplai listrik untuk pompa, katup motor, solenoid,
dan alat lain yang dapat dihubungkan dengan peralatan ini.
Bagian utama
dari PCT-10 adalah :
a)
Process controller
Process
controller adalah inti dari PCT-10 yang berfungsi sebagai pengendali proses dan
beroperasi seperti layaknya process controller industry menggunakan
mikroprosesor.
Process controller (1) memberikan pembacaan SET POINT dan VARIABEL PROSES secara kontinyu dan memberikan kemudahan pengesetan parameter operasi (CONTROLLER SETTING) dari panel mukanya.
Process controller (1) memberikan pembacaan SET POINT dan VARIABEL PROSES secara kontinyu dan memberikan kemudahan pengesetan parameter operasi (CONTROLLER SETTING) dari panel mukanya.
Controller dapat digunakan untuk
proses pengendali SECARA KONTINYU dengan mode pengendali proporsional, Integral,
Derivatif dengan output 4-20 mA melalui socket (+) dan (-) (3), Socket lampu
indicator 24 VAC (4), socket 240 VAC (5) dan socket penghubung komunikasi katup
motor (6).
b)
Voltmeter
Voltmeter
(1) sebagai alat pengukur tegangan mempunyai range 0-1,999 V dan dapat
digunakan untuk mengukur tegangan dari output pengkondisi sinyal (Signal
Conditioner) dari sensor yang berasal dari PCT-13 dan PCT-14.Voltmeter juga
dapat menampilkan harga sinyal 4-20 mA dengan menghubungkan kabel-kabel yang
sesuai sehingga loop arus mengalir melalui tahanan (Resistor) 50 ohm (2) yang
telah tersedia didalam PCT-10 sendiri sehingga menghasilkan tegangan 0,200 –
1,000 V. Selain tiu output dari voltmeter juga dapat dihubungkan ke rekorder
untuk mencatat data.
c)
AMMETER
Ammeter
sebagai pengukur kuat arus memonitor arus listrik 4-20 mA. Alat ukur ini
bukanlah alat yang presisi sehingga hanya digunakan untuk indikasi arus yang
mengalir di loop. Pengaturan atau kalibrasi SPAN dan ZERO harus dilakukan
dengan DIGITAL VOLTMETER dan PROCESS CONTROLLER.
d)
Suplai listrik
PCT-10
dilengkapi dengan pemutus arus (CIRCUIT BREAKER) (2) yang dihidupkan dengan
menaikkan level ke atas (3). Pemutus arus (4) dan (5) melindungi peralatan di
dalam PCT-10 dan suplai listrik keluar dari PCT-10. Pemutus arus (4) untuk
suplai 240 VAC dan (5) untuk 24 VAC. Tombol (7) menghidupkan PCT-10 yang
ditunjukkan oleh lampu suplai (1) sedangkan tombol (6) mematikkannya. Ditiap
sisi PCT-10 terdapat masing-masing 2 buah socket 240 VAC dan 24 VAC
untuk suplai listrik ke pompa, katup motor ataupun solenoid. Socket-socket ini
dalam keadaan hidup (ON) apabila PCT-10 dihidupkan.
e)
Signal conditioner
Signal
conditioner atau pengkondisi sinyal berjumlah dua buah terletak dibagian depan
tengah PCT-10 menerima sinyal sensor dari PCT-13 atau PCT-14 sesuai jenis
sinyal variable dinamis. Sesuai namanya alat ini (1) mengkondisi sinyal
temperature (apabila dihubungkan dengan kabel khusus dari PCT-13) atau sinyal
tekanan (dihubungkan dengan kabel khusus dari PCT14) menjadi arus 4-20 mA (3)
atau tegangan 0-1 V (4). Input sensor dari PCT-14 masuk melalui (2) sedangkan
input sensor dari PCT-13 masuk melalui (1). Output 4-20 mA ataupun 0-1 V
kemudian dapat dihubungkan ke PROCESS CONTROLLER atau ke VOLTMETER. Pengkalibrasian
signal conditioner dilakukan dengan VOLTMETER.
f)
Switched output
Switched
output atau saklar terdiri dari relay yang terpasang di dalam PCT-10 yang
menyensor keadaan On atau OFF dari kontak saklar dibagian luar (4) dan
mengaktifkan socket 240 VAC (3)dan 24 VAC (2). Kontak yang terjadi adalah
kontak tertutup normal dan kontak terbuka normal. Socket kuning ABC akan
menghubungkan kontak saklar atau sambungan listrik.
g)
Valve motor positioner
Socket 5 pin
DIN (1) untuk motor katup ke PCT-13 ini terpasang didalam alat
PCT-13 ini terpasang di dalam alat PCT-10. Inputnya berupa arus 4-20 mA (2) di
sisi socket motor, keluarannya berupa output penggerak motor yang akan
menggerakkan katup control pada aliran air panas HEAT EXCHANGER PCT-13.
Pada saat
operasi, posisi atau letak katup dapat diukur oleh potensiometer, posisi ini
dibandingkan dengan posisi yang diinginkan dan tegangan koreksi dimasukkan ke
motor hingga di dapat posisi yang diinginkan.
h)
Suplai manual 4-20 mA
Arus 4-20 mA
yang mengalir di alat PCT-10 outputnya dapat diatur secara manual menggunakan
tombol manual (1). Output keluar melalui socket (2) dengan polaritas (+) dan (-).
Pengendali ZERO (3) dan SPAN (4) dihubungkan dengan VOLTMETER dan RESISTOR 50
ohm yang tersedia dalam PCT-10 akan mengkalibrasi alat sehingg didapat
pembacaan 0,200 – 1,000 Volt. Perbedaan digit diperkecil dengan TRIM TOOL
tersedia yang memperkecil/memperbesar skala ZERO maupun SPAN.
ZERO = 4 mA = 0,200 Volt
SPAN = 20 mA = 1,000 Volt.
i)
Lampu indikator 24 VAC
Lampu
indicator 24 VAC menyatakan output dari PROCESS CONTROLLER maupun dari bagian
lain PCT-10 dimana terdapat socket sesuai.Lampu menyala menyatakan terdapat
arus listrik mengalir (ON).
j)
Kabel penghubung
Kabel
penghubung tersedia dalam beberapa warna, penggunaannya disesuaikan dengan
polaritas yang sesuai. Berlainan dengan sistim pengendalian tak kontinyu yang
memberikan output dalam keadaan terputus-putus dan tidak halus ; 0 % ke 100 %
balik ke 0 % kembali, maka sistim pengendalian kontinyu memberikan
harga keluaran yang mulus pada setiap perubahan beban.
Sistim pengendalian kontinyu terdiri
dari tiga jenis yaitu :
·
Proporsional
·
Integral dan
·
Derivatif
Pada aplikasinya, ketiga jenis
pengendalian ini biasanya digabung untuk meningkatkan hasil pengendalian dan
mengurangi kekurangan tiap pengendalian.
Proporsional
Proporsional
merupakan perbaikan dari jenis 2 posisi (ON/OFF) dimana output dari pengendali
terhadap error dapat dibuat suatu grafik yang mempunyai garis lurus dengan
sudut kemiringan 45O untuk pita proporsional 100 %. Pada
rentang di dekat setpoint, setiap harga error mempunyai hubungan satu-satu yang
mencakup dari 0% - 100 % yang disebut PITA PROPORSIONAL.
Persamaan
yang dapat digunakan adalah :
Ket :
P : Output pengendali
Kp : konstanta
proporsional antara error dan output pengendali
Ep : error persen
skala penuh
Po : output pada
saat tak terdapat error
Pita proporsional
(Proportional band, PB) dinyatakan sebagai 100/Kp. Kesalahan output pengendali
yang melebihi PB akan jenuh pada 100% atau 0% tergantung pada tanda error. Kekurangan
mode proporsional ini adalah kecenderungan OFFSET, Yaitu error sisa pada titik
pengoperasian variavel proses ketika terjadi perubahan beben. Offset akan
menyebabkan controller jenuh dan tidak memberikan harga keluaran yang
seharusnya.
Pengaturan awal :
Setting pada controller diatur untuk
mode Proporsional :
Setpoint = 50
% CY-t
= 1 detik
Prop = 20
% HYst
= 1 detik
Int = 0
% CS-2
= -rlf
Der = 0 %
Harga lain tetap sesuai yang ada
Menghidupkan PCT-10 dan melakukan
kalibrasi voltmeter dan process controller. Menghubungkan kabel sesuai diagram
proses, perhatikan polaritas kutub (+) dan (-).
INPUT DAN
OUTPUT PENGENDALIAN PROSES
Input atau
masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia, sedangkan output
atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
|
Dalam suatu pengendalian hubungan antara input,
proses dan output merupakan satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan
keluaran dari proses yang menerima input.
Input dapat dibagi dua yaitu:
- Variabel yang dimanipulasi (diubah) ; apabila harga input tersebut berasal dari operator atau pengendali (controller).
- Gangguan ; apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal dari pengendali atau operator.
Output dibagi dua yaitu :
- Output terukur ; apabila harga output tersebut dapat diukur.
- Output tak terukur ; apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..
Pada alat PCT 10 terdapat lebih dari satu input
dan lebih dari satu output, masing-masing dapat dilihat dari tuisan yang
terdapat dibagian bawah soket merah/hitam (polaritas arus). Satu input dapat
memberikan beberapa output, seperti yang terdapat pada process controller, atau
beberapa input menghasilkan satu output. Konfigurasi adalah susunan informasi
yang digunakan untuk menghubungkan pengukuran kepada variabel yang
dimanipulasi.
Pada alat PCT 10 konfigurasi dapat dilihat pada
process controller, dimana pada bagian ini terdapat pengaturan controller
(controller setting) yang berisi ketentuan yang diset oleh operator agar
controller menjalankan konfigurasi yang telah diset. Dari hasil pengaturan
controller, maka input ke process controller menjadi harga pengukuran yang
kemudian dievaluasi sesuai setting didalam controller dan menghasilkan output
pengendali berupa sinyal untuk mengubah variabel yang dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan histerisis =
2% dan set point = 50% maka apabila input ke process controller < 50% maka
controller akan menghidupkan lampu indikator 24 VAC menunjukkan variabel yang
dimanipulasi (arus listrik) disambungkan. Pada saat input ke controller > 50%
+ 2% maka controller akan memutuskan arus listrik.
Tabel Harga Setting Controller untuk Kalibrasi
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (Set Point)
Daya keluaran (Power Output)
Pita proposional (Prop-Band)
Waktu integral
Waktu derivatif
Siklus waktu (Cycle time)
-
-
-
Histerisis (Dead Band)
Batas daya (Power limit)
Batas set point (Set Point limit)
Range linearitas 4-20 mA = 0-100%
Aksi control r = reverse( terbalik)
-
SPAN (Batas atas kalibrasi)
ZERO (Batas bawah kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY – t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
SPAN
ZERO
|
50
-
20
1,0
20
10
-
-
-
5
100
100
-
0 5 8
-
r H/L F
A
L A H
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
%
%
|
PENGENDALIAN ON/OFF SECARA MANUAL
Pengendalian tak kontinyu atau disebut
pengendalian ON/OFF mempunyai dua gerakan output yaitu ON (hidup) atau OFF
(mati) terhadap input yang diberikan proses. Pengendalian tidak kontinyu ini
juga terbagi dua atas gerakan pengendalinya, yaitu manual dan otomatis. Manual
karena yang bertindak sebagai pengendali yang mengevaluasi dan menentukan
tindakan ke variabel dinamis adalah manusia (man). Sedangkan otomatis apabila
pengendalinya berupa alat pengendali.
Kontak terbuka normal (N/O) : kontak yang
terjadi letaknya terpisah (soket A dan C) dan karenanya tidak menghantarkan
listrik saat soket A dan C tidak dihubungkan. Kontak tertutup normal (N/C) :
kontak tersambung walaupun soket A dan C tidak dihubungkan. Saklar pada posisi (N/O)
atau (N/C) tergantung pada penggunaannya, apabila diinginkan output dalam
posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara soket A dan C maka posisi yang
dipilih adalah normally closed contact (N/C). Sedangkan apabila diinginkan
output dalam posisi ON namun memerlukan penyambungan kabel disoket A dan C,
maka posisi saklar adalah normally open contact (N/O). Begitu juga sebaliknya
untuk posisi OFF.
Lampu indikator yang terpasang pada soket 24
VAC akan menyala atau mati sesuai posisi relai saklar yang dipilih oleh
operator.. Relai disini memungkinkan pengaturan on dan off voltase tinggi (240
VAC dan 24 VAC) menggunakan arus listrik 4-20 mA atau 0-1 volt.
Gambar
1. Sistem Relay
IV.
GAMBAR
ALAT (TERLAMPIR)
V.
LANGKAH KERJA
a.
Input dan output pengendalian
proses
1. Kalibrasi voltmeter
·
Menghidupkan
alat PCT 10 dengan menaikkan level sekring keatas dan menekan tombol hitam 2
& 5.
·
Menyambungkan
kabel dari tombol manual output ke voltmeter sesuai gambar rangkaian kalibrasi
(gambar 2), memperhatikan loop arus yang menuju ke sambungan resistor 50 ohm.
·
Memutar
tombol manual ke kanan hingga maksimal untuk mendapatkan pembacaan 1,000 volt
pda voltmeter (20 mA melalui 50 ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range
1,000 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool dan memasukkan ke soket span,
memutar ke kiri atau ke kanan sehingga didapat pembacaan dalam range.
·
Memutar
tombol manual ke kiri hingga maksimal untuk mendapatkan pembacaan 0,200 volt
pada voltmeter (4 mA melalui 50 ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range
0,200 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool dan memmasukkan ke soket zero,
memutar ke kiri atau ke kanan sehingga didapat pembacaan dalam range.
·
Mengulangi
2 langkah terakhir hingga didapat pembacaan stabil dalam range.
2. Kalibrasi proses controller
Sebelum mengkalibrasi process controller,
memeriksa harga setting didalam process controller agar sesuai dengan harga
setting seperti tabel dibawah ini.
·
Menghubungkan
kabel dari manual output ke input pada process controller dan output dari process
controller ke Ammeter. Lihat gambar 4.
·
Menekan
tombol C (konfigurasi dimulai) hingga salah satu digit pada layar set point
berkedip.
·
Menekan
tombol F (layar variabel proses akan menampilkan Pr, harga Pr tidak diganti).
·
Menekan
F satu kali lagi hingga tampil ProP, menyesuaikan harga ProP dengan harga tabel
di atas dengan menekan tombol D (digit). Apalbila harga telah sesuai menekan
enter.
·
Menekan
F berulang satu demi satu dan mengganti harga setting sesuai tabel diatas.
Menekan enter setelah memasukkan harga baru.
·
Pada
saat layar menmpilkan spAn. Memutar tombol manual output ke kanan untuk
mendapatkan arus 20 mA, lalu menekan tombol digit, menekan tombol ∆hingga
didapat pembacaan 100%. Memperhatikan bahwa Ammeter menunjukkan 4 mA (aksi
terbalik/reverse).
·
Menekan
tombol F sekali lagi untuk nenampilkan zEro, memutar tombol manual output ke
kiri untuk mendapatkan arus 4 mA. Menekan tombol D, lalu tombol ‘∆’ atau tombol
‘’ hingga didapat pembacaan 0%. Ammeter akan terbaca 20 mA. Menekan
enter.
·
Menunggu
hingga layar stabil dan menampilkan pembacaan. Layar akan menampilkan 0%
menunjukkan input dari manual output adalah 4 mA. Memutar tombol manual ke
kanan, tempilan mestinya berubah ke 100% menunjukkan input dari maual output
adalah 100%.
b.
Pengendalian
ON/OFF secara manual
·
Menyiapkan alat PCT 10
·
Menghubungkan kabel dari soket A ke C dan
posisi relai pada N/O, mengamati yang terjadi pada lampu.
·
Melepaskan kabel soket A dan C bergantian,
mengamati yang terjadi.
·
Mengulangi langkah 2 untuk posisi relai pada
N/C.
·
Mengulangi langkah 2 dan 4 untuk kabel
terhubung ke A-B dan B-C. Mengamati lampu.
VI.
DATA PENGAMATAN (Pengendalian ON/OFF secara
manual)
Pengendalian ON/OFF dengan saklar pemilih
Soket
|
Lampu (ON/OFF)
|
|
N/O
|
N/C
|
|
Tak
terhubung
|
Mati
|
Hidup
|
A - B
|
Mati
|
Hidup
|
B – C
|
Mati
|
Hidup
|
A - C
|
Hidup
|
Mati
|
VII.
ANALISA
PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan “PC – 10” dapat dianalisa
bahwa pada percobaan ini terlebih
dahulu melakukan kalibrasi pada alat PC – 10
yaitu dengan mengkalibrasi Voltmeter dan
mengkalibrasi Process Controller. Pada kalibrasi voltmeter, keluaran dari
manual output dihubungkan ke input voltmeter yang melewati resistor 50 ohm dimana arus keluaran minimalnya ialah 4 mA dan arus maksimalnya 20 mA. Kemudian tegangan yang akan terukur di voltmeter seharusnya minimal 0,2 volt dan maksimal 1 volt karena berdasarkan rumus :
V = I.R
Jika pada 4 mA tidak terukur 0,2 volt pada process controller, maka untuk mengaturnya ke 0,2 volt menggunakan TRIMTOOL, alat ini semacam alat pemutar untuk memutar ke kiri dan ke kanan pada ZERO. Untuk memperbesar angka maka
diputar ke kanan dan untuk memperkecil angka diputar ke kiri. Sedangkan untuk
angka maksimal 20 mA tidak terukur pada 1 volt maka bisa diatur juga
menggunakan TRIMTOOL ke kiri atau ke kanan pada SPAN. Selain itu, loops pada
voltmeter harus berhubungan, agar nilainya dapat terbaca.
Untuk kalibrasi process
controller, menghubungkan kabel dari manual output ke
process controller dan menghubungkan kabel dari output process controller ke input Ammeter. Ammeter ini berfungsi untuk menunjukkan arus yang dikonversi dari process controller. Pada controller setting, untuk merubah angka
menggunakan symbol D (Digit) dan menyesuaikan dengan tabel controller setting. Pada CS – 2, apabila range pengaturan diset r (reverse) maka arah jarum Ammeter akan berlawanan
dengan % range yang sudah diatur,
misalnya pada keadaan 0 % maka jarum akan menunjuk
ke 20 mA dan untuk 100% jarum akan menunjuk ke 4 mA. Apabila proses tersebut diset d (direct) maka akan terjadi pengukuran
secara langsung (tidak berlawanan).
Kemudian
melakukan percobaan PCT – 10 pengendalian On/Off. Pada percobaan ini menggunakan lampu indikator 24 VAC pada kabel
yang dihubungkan pada switched output. Lampu indikator 24 VAC ini berfungsi
untuk menyatakan output dari process controller maupun dari bagian lain PCT-10
dimana terdapat socket sesuai. Apabila lampu menyala, maka terdapat arus yang
mengalir (on), serta menunjukkan perbedaan kontak terbuka normal dan kontak
tertutup normal. Untuk kontak terbuka normal
(N/O), dapat dilihat bahwa saat posisi kabel A ke C lampu indikator menyala.
Sedangkan pada saat kabel dihubungkan ke yang lain, lampu tidak menyala. Hal
ini terjadi karena pada kontak terbuka normal (N/O), dimana listrik akan
mengalir pada kontak yang letaknya terpisah yaitu pada A dan C sehingga lampu
dapat menyala. Sebaliknya pada kontak tertutup normal (N/C) meskipun kabel pada
soket A dan C tidak dihubungkan (tak terhubung), listrik dapat
mengalir. Oleh karena itu pada saat kabel A ke B dan B ke C dihubungkan, lampu
indikator tetap menyala.
VIII.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan percobaan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
·
Tujuan
kalibrasi ini untuk mengetahui alat tersebut masih berfungsi atau tidak.
·
Pengukuran
4 mA - 20mA akan sebanding dengan 0,2 Volt – 1 volt dan akan sebanding dengan
0% - 100% pada proses controller.
·
Jika
pengukuran sesuai dengan range maka kalibrasi dinyatakan berhasil.
·
Salah
satu faktor pengkalibrasian alat ini dipengaruhi oleh usia dan keadaan kabel
penyambung.
·
Pengendalian ON/OFF manual pada PCT-10
dilakukan pada area Switched Output.
·
N/O tidak mempunyai katup arus penghubung
sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C. Namun kontak N/O ini
tidak dapat mengaliri listrik pada kontak yang berdekatan.
·
Sedangkan N/C mempunyai katup arus penghubung
sehingga tidak membutuhkan kabel terhubung untuk menyalakan lampu indikator
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Lab.
Pengendalian Proses. 2014. Petunjuk
Praktikum Pengendalian Proses. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.