Archive for Agustus 2014
6 Agu 2014
ISOLASI MINYAK KEMIRI
(EKSTRAKSI-DISTILASI)
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
·
Mahasiswa dapat
mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam.
II.
ALAT DAN BAHAN
a) Alat
yang digunakan
·
Seperangkat alat
ekstraksi
·
Seperangkat alat
destilasi
·
Erlenmeyer
·
Kaca arloji
·
Spatula
·
Gelas ukur
·
Pipet ukur
·
Bola karet
·
Buret
·
Pengaduk
·
Pipet tetes
·
Hot plate
·
Corong kaca
·
Labu takar
·
Botol aquadest
·
Batu didih
·
Gelas kimia
b) Bahan
yang digunakan
·
Kemiri 23 gram
·
Etanol 15,5 ml
III.
DASAR
TEORI
Metode ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa
bahan yang berasal dari suatu padatan atau cairan dengan menggunakan bantuan
pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kelarutan yang berbeda dari
komponen-komponen yang dipisahkan terhadap dua pelarut yang tidak saling
bercampur. Berdasarkan bentuknya
ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Ekstraksi padat-cair,
yaitu substansi yang di ekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk
padat.(2) Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi yang terdapat
dalam campuran berbentuk cairan.
Ada pun cara ekstraksi dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu Ekstraksi tradisional atau sederhana dapat dilakukan dengan cara
perebusan. Cara perebusan merupakan yang paling mudah dengan alat-alat yang
sederhana pula. Adapun prinsip pengolahannya yaitu, bahan yang akan di ekstra,
di rebus dalam pelarut air dengan perbandingan tertentu, bahan di rebus sampai
terjadi larutan ekstrak, lalu diangkat dan di dinginkan lalu di saring, larutan
ekstrak siap digunakan. Ekstraksi cara maserasi merupakan proses perendaman
sampel padat dalam suatu pelarut pada temperatur kamar. Metode ini sering
disertai dengan tindakan mekanik seperti pengocokan. Maserasi tersebut lazim
digunakan untuk sampel berupa padatan. Sampel harus terendam dalam pelarut.
Refluks ialah perendaman sampel padat dalam suatu
pelarut pada temperatur titik didih pelarut. Soxhlet, Ekstraksi padat-cair
banyak digunakan dalam dunia usaha untuk mengisolasi substansi berkhasiat di
alam, di mana ekstraksi padat-cair dalam laboratorium akan lebih muda dengan
mengunakan alat ekstraksi yang dikenal dengan ekstraktor soxhlet.
Langkah-langkah ekstraksi padat-cair, yaitu pencampuran pelarut dan badan-bahan
yang diekstrask, lalu dipisahkan dengan beberapa fase.
Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk
memindahkan atau memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli, dari
tanaman, jamur, dan lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya :
air, asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluena, karbon disulfida,
eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung klor dan isopropanol dan
oktanol.(lienda Handojo,1995:178). Dan bisa juga berawal mulai dari petroleum
ringan (titik didih 40˚C) untuk memisahkan komponen polar dari suatu campuran
kemudian melangkah kepelarut yang lebih polar dan seperti asam amino, karbohidrat
dan lain sebagainya.
beberapa keuntungan mengunakan ekstraksi soxhlet
antara lain :
·
Dapat digunakan dalam
skala besar.
·
Keamanan kerja dengan alat
ini lebih tinggi.
·
Lebih effisien tenaga
karena tinggal menunggu hasil dari proses sirkulasi.
·
Pelarut dapat di
peroleh kembali setelah proses ekstraksi selesai, sehingga dapat digunakan
kembali.
·
Kemurnian tinggi karena
susunan alat menyebabkan proses berjalan effektif dan beberapa pengotor.
PELARUT
Pelarut merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan dari suatu ekstraksi, adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk pelarut tersebut adalah, tidak mengadakan reaksi kimia dengan zat warna
yang diekstrak, memiliki daya melarutkan yang besar, setelah proses ekstraksi,
pelarut dapat dipisahkan dengan mudah. Bahan yang sudah diekstrak maka pelarut
dapat dengan mudah dipisahkan umumnya dengan cara mengunakan destilasi biasa
(Robert, 1974:60). Disamping syarat-syarat tersebut diatas, pemilihan pelarut
yang harus diperhatikan adalah harganya, mudah atau tidaknya cara pengunaan, dan
mudah tidaknya terbakar (Adam dan Johnsons, 1955). Kepolaran pelarut dapat
ditunjukkan dari harga konstanta dielektrikumnya, maka semakin besar harga dari
konstanta dielektrikum maka akan bersifat makin polar.
MINYAK KEMIRI
Cara ekstraksi minyak yang biasa dilakukan adalah
dengan menjemur biji kemudian dipecah dengan tangan dan daging dikeluarkan
dengan alat yang runcing. Dengan pengepresan dingin (cold press) dihasilkan
minyak berwarna kuning, sedang pengepresan panas akan menghasilkan minyak yang berwarna
kuning sampai coklat. Kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu hingga
halus, karena untuk mempermudah ,minyak nabati yang ada dalam buah kemiri
terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel
yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah
terekstrak. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah eter.
Eter digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang relatif
sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa
nonpolar.
A. Komposisi
Kimia Biji Dan Minyak Kemiri
-
Biji Kemiri
Setiap
100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram
lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mg fosfor, 2 mgram besi,
0,06 mgram vitamin B, 7 gram air.
-
Minyak Kemiri
Bagian
buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam
tempurung sebesar 60 persen.
Komposisi Kimia Minyak
Kemiri
Asam
Lemak
|
Jumlah
(%)
|
Asam
lemak jenuh
|
-
|
Asam
palmintat
|
55
|
Asam
stearat
|
6,7
|
Asam
lemak tak jenuh
|
-
|
Asam
oleat
|
10,5
|
Asam
linoleat
|
48,5
|
Asam
linolenat
|
28,5
|
-
B. Sifat
Fisik dan Kimia
Tabel
Karakteristik Minyak Kemiri
Karakteristik
|
Nilai
|
Bilangan
penyabunan
|
188-202
|
Bilangan
asam
|
6,3-8
|
Bilangan
iod
|
136-167
|
Bilangan
thiocynogen
|
97-107
|
Bilangan
hidroksil
|
Tidak
ada
|
Bilangan
Reichert Meissl
|
0,1-0,8
|
Bilangan
polenske
|
Tidak
ada
|
C. Kegunaan
Minyak Kemiri
Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam
jumlah yang relatif kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat
laksatif dan biasanya digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta
cetak dan pembuatan sabun atau sebagai pengawet kayu. Minyak kemiri dapat
digunakan sebagai minyak rambut dan sebagai bahan pembatik, dan juga untuk
penerangan. Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini mudah
mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat
digunakan sebagai minyak pengering dalam industri minyak dan varnish.
LEMAK
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang
termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar,misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut yang disebutkan di atas karena lemak
dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Lemak dan
minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses
kondensasi satu molekul gliserol dan
tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam
lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air.
Dasar-dasar analisa
lemak dan minyak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu; Penentuan
kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan
mkanan atau bahan pertanian. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan,
yang Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan misalnya penjernihan (refining),
penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan
tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnuya, baunya maupun rasanya. Tolak
ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA),
angka peroksida, tingkat
ketengikan dan kadar air. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun
mencirikan sifat minyak tertentu. data ini dapat diperoleh dari angka
iodinenya, angka
Reichert-Meissel, angka
polenske, angka
krischner, angka
penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka kekentalan, titik percik, komposisi asam-asam
lemak, dan
sebagainya.
Pengujian sifat-sifat
lemak dan minyak ini meliputi:
-
Penentuan angka
penyabunan
-
Penentuan angka ester
-
Penentuan angka iodine
-
Penentuan angka
Reichert-Meissel
-
Penentuan Kualitas
Lemak
Faktor penentu kualitas
lemak atau minyak,antara lain:
-
Penentu angka asam
-
penentu angka peroksid
-
penentuan asam thiobarbiturat (TBA)
-
penentuan kadar minyak
Sifat-sifat Fisis Lemak
a.
Titik lebur (melting point) lemak relatif rendah,tetapi selalu lebih tinggi
dari temperatur dimana ia menjadi padat kembali (setting point). Misal
lemak sapi mencair pada 49°C dan menjadi padat kembali pada 36°C. Titik lebur
lemak tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon dari asam lemak
penyusunya dan banyak sedikitnya ikatan – ikatan rangkap. Makin panjang rantai
karbon tersebut makin tinggi titik lebur lemak, dan makin banyak ikatan rangkap
makin rendah titik leburnya. Misal titik lebur trimalpitin 66°C dan tristearin
71°C. Titik lebur triolein yang mempunyai tiga buah ikatan rangkap mempunyai
titik lebur -5°C.
b.
Lemak netral tidak larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti
eter,chloroform,petroleumeter,carbon tetrakhlorida. Lemak dapat larut dalam
alkohol panas dan sedikit larut dalam alkohol dingin.
c.
Berat jenis lemak padat sekitar 0.63,sedangkan minyak atau lemak cair
0.915-0.940,karena berat jenis lemak lebih rendah dari pada berat jenis air
menyebabkan lemak menjadi terapung diatas air bila keduanya dicampur.
d.
Lemak murni tidak berwarna,tidak
berbau,tidak ada rasanya serta mempunyai sifat netral. Lemak berbau atau
berwarna disebabkan karena adanya figment-figment dari asalnya atau mengalami
perubahan struktur disebabkan pengaruh udara dalam jangka waktu yang cukup
lama. Beberapa minyak nabati yang berwarna kuning disebabkan karena adanya figment
seperti corotene dan xanthophyl.
Sifat-Sifat Kimia Lemak
a.
Lemak dapat dihidrolisasi dengan dipanaskan pada temperatur dan tekanan tinggi
. Jika didihkan pada tekanan biasa hidrolisa berjalan labat. Hidrolisa yang
umum dilakukan dengan basa kuat (NaOH/KOH),Dihasilkan gliserol dan garam yang
disebut sebagai sabun. Sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk memisahkan
sabun dengan gliserol ditabahkan garam NaCL.
b.
Lemak tak jenuh dapat mengaddisi hidrogen,sehingga menjadi lemak jenuh. Proses
ini disebut hidrogenasikatalitik sebab diperlukan katalisator,yaitu serbuk
nikel,kadang disebut juga proses pemadatan atau pengerasan lemak jenuh sebab
pada proses ini lemak tak jenuh(cair) menjadi lemak jenuh(padat)
c.
Bila lemak tak jenuh ditambah beberapa tetes aquabromata dan kemudian campuran
ini dikocok maka warna dari aquabromata akan luntur. Dalam hal ini brom dari
aquabromata diaddisi oleh ikatan rangkap yang ada pada lemak tak jenuh
tersebut. Disamping mengaddisi brom,lemak tak jenuh dapat mengaddisi lod.
Reaksinya identik dengan reaksi diatas hanya brom diganti dengan lod.
d.
Hidrogenolisis lemak dapat diartikan sebagai pembongkaran lemak oleh pengaruh
hidrogen menjadi alkohol. Untuk lemak tak jenuh mula – mula akan menjadi
gliserol dan asam lemak tak jenuh kemudian sam lemak tak jenuh yang terbentuk
mengalai hidrogenasi katalitik sehingga terbentuk alkohol jenuh.
e.
Reaksi penyebab ketengikan ( rancidity) adalah perubahan kimia yang menimbulkan
aroma/bau dan rasa tidak enak pada lemak. Ketengikan pada lemak jenuh yang asa
lemak penyusunya mempunyai rantai pendek,dapat terjadi hanya karena pengaruh
hidrolisa. Sedangkan ketengikan lemak tak jenuh yang asam lemak
penyusunya mempunyai rantai panjang,dapat terjadi melalui dua proses yaitu
proses oksidasi dan hidrolisa. Penambahan oksigen atau anti oksidan dapat
mencegah terjadinya ketengikan.
I.
LANGKAH
KERJA
- Menimbang 20 gr biji kemiri iris-iris dan haluskan. Kemudian memasukkan dalam soxhlet.
- Menyiapkan alat ekstraksi soxhlet dan kemiri yang telah dibungkus lalu memasukkan ke dalam alat ekstaktor.
- Pada labu leher dua memasukkan etanol sebanyak 150 ml dan melakukan ekstraksi selama 2 jam.
- Kemudian mendestilasi ekstrak yang diperoleh, menampung destilat yang terbentuk.
- Mengeringkan residu dalam oven, kemudian mengeringkan pula dalam desikator.
- Menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
- Melakukan analisa beberapa sifat fisika-kimia minyak (lihat prosedur umum analisa sifat fisika dan kimia minyak).
II.
DATA
PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
|
Menimbang
20 gr kemiri dan menghaluskannya.
|
Kemiri
berbentuk serbuk kasar dengan warna putih kekuningan
|
2
|
Mengekstraksi
menggunakan pelarut etanol selama 2 jam.
|
Warna
awal pelarut etanol bening, lama-kelamaan bewarna putih kekuningan. Ekstrak
didapat 130 ml.
|
3
|
Ekstraksi
destilasi selama 2 jam, menimbang residu.
|
Destilat
bewarna bening dan residu bewarna kuning yang menandakan warna minyak volume
residu didapat sebanyak 15,5 ml.
|
III.
PERHITUNGAN
-
Densitas minyak kemiri = 0.93 gr/ml
-
Berat sampel = 20 gr
-
Volume minyak kemiri = 15.5 ml
-
Berat minyak kemiri
(gr) = v x ρ
= 15.5 ml x 0,93
gr/ml = 14.415 gr
I.
ANALISA
PERCOBAAN
Dari percobaan isolasi
minyak kemiri yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa minyak kemiri dapat
diperoleh dengan cara mengekstraksi biji kemiri yang telah dihaluskan dengan
metode ekstraksi soxhlet. Lalu setelah di ekstraksi, dilanjutkan dengan proses destilasi
untuk memisahkan minyak kemiri yang terdapat di dalam pelarut.
Biji kemiri yang akan
di ekstrak harus digerus dulu sampai halus, karena untuk mempermudah minyak
nabati yang ada di dalam biji kemiri terekstrak oleh pelarut yang diguanakan.
Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga memperluas
bidang sentuh agar lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu etanol.
Etanol digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang realtif
sama dengan minyak yang akan di ekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non
polar. Adapun syarat pelarut yang digunakan yaitu ; Beda
polaritas antara solvent dan solute kecil, Titik didih rendah (minyak akan
rusak pada suhu tinggi), Mudah menguap, Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak
mudah meledak/terbakar, Inert dan Tidak
bereaksi dengan solute.
Selanjutnya dilakukan proses ekstrasi. Pada saat proses ekstraksi
akan mengalami proses sirkulasi selama 7 kali. Semakin banyak jumlah sirkulasi
maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh minyak yang lebih
banyak. Dimana ekstraksi dapat terhenti, apabila : Cairan
yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (bagi suatu bahan yang disekstraksi
mula – mula memberikan cairan yang berwarna), Cairan yang tidak memberikan rasa
yang sesuai denga rasa substransi yang diekstraksi, Memberikan reaksi
yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Kemudian metode ekstraksi ini memiliki keuntungan
dan kerugian. Dimana keunngannya yaitu;
Menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu juga yang akan digunakan kembali untuk mengulang
percobaan Dan Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa samping.
Sedangkan kerugiannya yaitu : Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai
tekstur yang keras dan Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan
di rotavapor untuk mmeperoleh ekstrak kental. Dalam pelaksanaan proses
ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: Tipe
persiapan sampel, Waktu ekstraksi, Tipe dan kuantitas pelarut, dan Suhu pelarut.
Setelah ekstraksi,
dilanjutkan dengan proses pemisahan pelarut dari minyak dengan cara destilasi,
dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang
lebih rendah.
II.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan, bahwa :
·
Minyak kemiri dapat
dihasilkan dari proses ekstraksi dan destilasi.
·
Ekstraksi adalah suatu
proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut.
·
Contoh ekstraksi padat
cair yaitu ekstraksi soxhletasi.
·
Volume ekstrak =
130 ml
·
Volume minyak (residu) = 15,5 ml
·
Berat minyak = 14,415 gr
·
% kadar minyak = 72,07 %
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Penyusun Jobsheet Satuan Proses 2.’’Penuntun Praktikum Satuan Proses 2’’.Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.