Archive for April 2014
28 Apr 2014
Pembuatan Senyawa Alkana
- Tujuan Percobaan
Mahasiswa
dapat mengetahui cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana).
- Alat yang digunakan
-
Tabung reaksi 1 buah
-
Bunsen 1
buah
-
Penjepit kayu 1 buah
-
Mortar 2 buah
-
Spatula 2 buah
-
Kaca Arloji 1 buah
-
Rak tabung reaksi 1 buah
- Bahan yang digunakan
-
NaOH
-
C6H5COONa
- Dasar Teori
Alkana
merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya adalah
karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris CnH2n+2.
Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan cara
menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah akhiran-ana yang berarti senyawa
tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh.
Sifat – sifat
alkana
- Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
- Disebut golongan paraffin : afinitas kecil (sedikit gaya gabung)
- Sukar bereaksi
- C1 – C4 pada t dan p normal adalah gas
- C4 – C17 pada t dan p normal adalah cair
- > C18 pada t dan p normal adalah padat
- Titik didih makin tinggi : terhadap pemanbahan unsure C
- Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
- Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
- BJ naik dengan penambahan jumlah unsure C
- Sumber utama gas alam dan petroleum
Pembuatan
senyawa alkana :
1.
Secara komersial : Pemecahan (cracking)
Pemecahan
(cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-molekul
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan lebih
bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa
katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber
molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi
minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi.
Faksi-fraksi ini dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses
pemecahan. Molekul-molekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan
campuran-campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki
ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin
terjadi untuk hidrokarbon C15H32 adalah :
C15H32
à 2C2H4
+ C3H6 + C8H18
Ini hanya merupakan salah satu cara
untuk memecah molekul C15H32. Senyawa pecahan yang
dihasilkan berupa etena dan propena yang merupakan bahan yang penting untuk
membuat plastic atau untuk menghasilkan bahan-bahan kimia organic yang lain.
Oktana merupakan salah satu molekul yang terdapat dalam petrol (bensin).
PEMBUATAN
ISOBUTYL ALDEHID
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa
dapat mengetahui proses pembuatan aldehid dengan cara oksidasi alkohol primer.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
a) ALAT
·
Gelas Kimia 250 ml 1 buah
·
Thermometer 2 buah
·
Erlenmeyer 250 ml 1 buah
·
Gelas ukur 100 ml 1 buah
·
Labu leher dua 250 ml 1 buah
·
Botol aquadest 1 buah
·
Kaca arloji 1 buah
·
Spatula 1
buah
·
Pipet ukur 25 ml 1
buah
·
Bola karet 1
buah
·
Pengaduk 1 buah
·
Peralatan distilasi 1 set
b)
BAHAN
·
Isobutyl
alkohol
20 ml
·
Asam sulfat
pekat
25 ml
· Kalium
dikromat
15 g
· Aquadest
Secukupnya
III.
DASAR TEORI
Pengertian Aldehid
Aldehid sebagai senyawa karbonil. Aldehid
senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil - sebuah ikatan
rangkap C=O. Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan
tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat
langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan
misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Contoh-contoh aldehid
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
Contoh-contoh aldehid
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
- atom hidrogen lain
- atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
Pada pembahasan kali ini, kita tidak akan menyinggung tentang aldehid yang mengandung cincin benzen.
Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki ujung molekul yang sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain yang terikat.
Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka gugus aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai -CHO - dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan metanal sebagai HCHO.
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam rantai terpanjang - termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.