Archive for Maret 2014
17 Mar 2014
PANAS PELARUTAN (∆Hs)
I.
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1.
Dapat
menentukan panas pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO4.
2.
Dapat
menghitung panas reaksi dengan menggunakan Hukum HESS.
II.
ALAT
DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN
1. Alat-alat yang digunakan :
- Kalorimeter : 1 buah
-
Mortar
:
1 buah
- Thermometer 0-100 : 2 buah
- Gelas kimia 100ml : 1 buah
- Heater :
1 buah
- Stopwatch : 1 buah
- Oven : 1 buah
- Gelas ukur 100ml : 1 buah
- Kaca arloji / kertas timbang : 1 buah
- Neraca analitik : 1 buah
- Botol aquadest : 1 buah
2. Bahan Kimia yang digunakan :
- CuSO4.5H2O
- CuSO4 anhidrat
- Aquadest
III.
GAMBAR
ALAT (TERLAMPIR)
IV.
DASAR
TEORI
Perubahan entalpi yang
menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia, energy
ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak mengalami dissosiasi adalah positif,
sehingga reaksinya isotermis atau larutan akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung secara adiabatis. Panas hidrasi,
khususnya dalam system berair, biasanya negative dan relative besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya,
temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.
Jadi panas pelarut standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang
terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada
temperature 25 C dan tekanan 1 atmosfer.
Kalor pelarutan adalah entalpi dari suatu larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut, relative terhadap zat terlarut atau pelarut murni pada suhu dan tekanan sama. Entalpi suatu larutan pada suhu T relative
terhadap pelarut dan zat terlarut murni pada suhu T0 dinyatakan sebagai :
H = n1H1 +
n2H2 + n2Hs2
Dimana :
H = entalpi dari n1 + n2 mol larutan dari komponen 1 dan
2 pada suhu T relative terhadap temperature T0.
Hs2 = panas pelarutan integral dari komponen 2 pada suhu T.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O
dan tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s) +
aq ----->
CuSO4.5H2O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s) +
aq ----->
CuSO4 (aq) = a kj
CuSO4.5H2O (s)
+
aq ----->
CuSO4 (aq) + 5H2O
(aq) = b kj
Sehingga : CuSO4 (s)
+ 5H2O
(aq) ----->
CuSO4.5H2O (s) = (a - b) kj
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain :
1. Temperatur
Umumnya kelarutan akan naik seiring dengan naiknya suhu. Dalam beberapa hal
perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar pemisahan.
2. Pelarut
Garam anorganik kebanyakan lebih dapat larut dalam air murni dari pada
pelarut organik.
3. Ion
sekutu atau sejenis
Adanya ion sekutu dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan kelarutan
suatu endapan berkurang.
4. Ion
asing
Dengan adanya ion asing maka kelarutan akan bertambah.
5. pH
6. Konsentrasi
Bila konsentrasi lebih kecil dari pada kelarutan, zat padat akan terlarut
dan sebaliknya, bila konsentrasi melebihi kelarutan maka akan terjadi
pengendapan.
Proses pelarutan umumnya melibatkan atau kehilangan sejumlah
entalpi, kelaruttan sangat bergantung pada suhu.
V.
CARA KERJA
1. Menentukan
tetapan harga calorimeter
·
Memasukkan aquadest ke dalam calorimeter
sebanyak 50ml.
·
Mengukurdanmencatatsuhu air dalam
calorimeter (t1).
·
Memanaskan air sebanyak 50ml
kedalamgelaskimia 100ml 10di atas temperature kamar(t2).
·
Menuangkan air yang telah dipanaskan ke
dalam calorimeter.
·
Mengaduk dan mencatat suhu campuran yang
merupakan suhu tertinggi (t3).
2. Menentukan
panas pelarutan dan panas reaksi
·
Memasukkan aquades ke dalam calorimeter
sebanyak 100ml dan mengaduknya.
·
Suhu mula-mula dicatat dan setiap 30
detik sampai suhu tidak berubah.
·
Menambahkan 5 gram CuSO4kedalam
calorimeter danmengaduknya.
·
Mencatat perubahan suhu setiap 30 detik
selama 5 menit.
·
Mengulangi langkah a sampai dengan d
dengan menggunakan serbuk CuSO4 anhidrat.
Catatan
:
·
Serbuk CuSO4 pentahidrat dihaluskan
pada mortar.
·
Serbuk CuSO4 anhidrat diperoleh
dengan jalan memanaskan CuSO4 pentahidrat sampai warnanya berubah dari
biru menjadi putih. Simpan dalam desikator sampai dingin dan selanjutnya ditimbang.
VI.
KESELAMATAN KERJA
Dalam menjaga keselamatan kerja usahakan dalam bekerja hati-hati dan menggunakan jas lab dan kaca pelindung. Jika anggota tubuh kena bahan kimia tuang digunakan cuci dengan air yang mengalir.
Tag :// Praktikum KF